Kebun Teh Cikuya, Penghasil Teh Terbaik di Dunia dari Banten Selatan

BANTEN – Kebun Teh Cikuya yang berada di Kampung Cikuya, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten mempunyai kualitas yang diakui dunia dengan menyabet berbagai gelar sebagai teh terbaik dunia.
Kebun teh Cikuya berada di dataran tinggi, sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Perkebunan yang masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ini memiliki luas perkebunan teh sekitar 30 hektare dari total izin Hak Guna Usaha (HGU) 64 hektare. Kebun Teh Cikuya merupakan perkembangan teh yang dikelola secara organik oleh PT Harendong Green Farm (HGF).
Manajer PT HGF, Apau mengatakan, Kebun Teh Cikuya adalah satu-satunya kebun teh organik di Indonesia yang menanam varietas camellia sinensis. Berbeda dari kebanyakan kebun teh di Indonesia yang menggunakan varietas assamica.
“Kalau di Indonesia kan kebanyakan pakai assamica. Tapi di sini kita tanam camellia sinensis, jenis teh terbaik dunia, dan kita organik,” katanya saat ditemui di Kebun Teh Cikuya, Minggu (11/05/2025).
Dikatakan Apau, jenis teh yang dihasilkan pun beragam, mulai dari teh oolong, teh hijau, teh merah, hingga white tea. Semuanya berasal dari pucuk teh yang sama, hanya saja dibedakan oleh teknik pengolahannya.
Dalam sehari, produksi teh basah bisa mencapai 800–900 kilogram, tergantung pada kondisi cuaca.
“Kalau cuaca bagus bisa sampai 900 kilo, tapi kalau hujan, cuma 400–500 kilo,” jelasnya.
Apau menjelaskan, kebun teh yang dikelola secara organik ini telah berulangkali menyabet juara di kompetisi teh internasional. Pada 2015, teh dari kebun ini meraih juara pertama di Amerika Serikat. Disusul posisi kedua pada 2018, dan kembali menyabet juara pertama di Swiss pada 2023. Terbaru, pada 2024, teh Cikuya membawa pulang gelar teh terbaik di Inggris lewat varian Opa. Tak hanya itu, hasil olahan Kebun Teh Cikuya telah menembus pasar internasional.
“Kita kirim ke Amerika, Jerman, Swiss, Jepang, Thailand,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, salah satu pemetik teh di Kebun Teh Cikuya, Riki menuturkan, hanya dua daun muda teratas yang dipetik dari pucuk semak teh. Pemetikannya pun menggunakan alat bantu silet agar tidak merusak daun teh dan menggores tangan.
“Dua pucuk daun yang dipetik (pakai silet). Kalau enggak pakai silet takut kegores,” tuturnya.
Proses pemetikannya pun hanya dilakukan ketika cuaca cerah. Apabila hujan turun, proses pemetikan akan dihentikan karena dikhawatirkan merusak kualitas teh.
“Kalau hujan udahan, enggak boleh kehujanan,” imbuhnya. (ukt)