Sulitnya Cari Kerja di Kota Serang, Sampai Hampir Ketipu

BANTEN – Zahro, Warga Kota Serang menjadi salah satu dari sekian banyak pencari kerja yang mengeluhkan sulitnya mencari kerja.
Zahro mengaku menganggur Sejak Februari lalu setelah sempat bekerja di perusahaan manufaktur. Usai berhenti bekerja, ia aktif melamar kerja di berbagai tempat, termasuk mengikuti info lowongan kerja yang tersebar melalui media sosial dan aplikasi pesan Whatsapp.
Namun, kata Zahro, langkahnya mencari pekerjaan justru nyaris berujung pada penipuan.
”Awalnya ada yang share info lowongan, katanya ada rekrutmen masuk. Saya coba ikut, dikasih link, katanya ada jadwal interview,” ujar Zahro saat ditemui di job fair di GOR Maulana Yusuf , Kota Serang, Rabu (06/08/2025).
Lihat juga Pengangguran di Kota Serang Masih Tinggi
Setelah dicek lebih lanjut, Zahro curiga karena semua proses komunikasi hanya dilakukan via Whatsapp. Belakangan ia menemukan bahwa akun yang mengaku dari pihak rekrutmen tersebut merupakan bagian dari jaringan penipuan lowongan kerja.
”Untung belum sampai transfer uang. Tapi sudah diminta untuk bayar Rp450 ribu. Katanya nanti dikabarin jadwal lanjutan. Saya cek-cek dulu, eh ternyata banyak yang lapor kalau itu penipuan,” tuturnya.
Selain hampir terjebak penipuan, Zahro juga mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan pengalamannya. Ia pernah bekerja di sektor manufaktur, dan kini sedang berusaha mencari pekerjaan serupa. Namun, banyak lowongan yang tidak sesuai atau memiliki syarat yang cukup menyulitkan, termasuk batasan usia.
”Job fair juga banyak, tapi kadang infonya nggak jelas. Saya mah pengennya kerja yang bener, yang sesuai. Takut asal ambil, nanti malah gak betah atau gak nyaman,” kata dia.
Meski begitu, Zahro tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan niat dan usaha, peluang kerja tetap terbuka.
”Yang penting ada kemauan dan usaha, pasti ada jalan. Namanya juga pengen kerja, ya dijalani aja sebisanya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Serang, Moch Poppy Nopriadi mengatakan, job fair yang dilaksanakan mulai 6-7 Agustus tersebut diikuti oleh 30 perusahaan.
”Total kuota lowongan antara 800 hingga 900 formasi,” ungkapnya.
Menurut Poppy, sektor yang paling banyak membuka formasi kerja antara lain adalah keuangan (finance), industri otomotif, lembaga pembiayaan seperti PNM, serta beberapa perusahaan teknis dari luar Kota Serang. Namun demikian, Kota Serang sendiri diakui tidak memiliki basis industri manufaktur berat.
“Karena karakter Kota Serang memang bukan kota industri berat, jadi perusahaan-perusahaan yang hadir kebanyakan dari luar daerah,” lanjutnya.
Meski demikian, kata Poppy, pemerintah tetap memprioritaskan warga lokal. Sebanyak 90 persen kuota lowongan ditujukan bagi warga ber-KTP Kota Serang. Sisanya, 10 persen, dialokasikan untuk warga dari kabupaten sekitar seperti Serang, Cilegon, Lebak, dan Pandeglang. Skema ini mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) yang mengharuskan inklusivitas wilayah sekitar dalam penyelenggaraan job fair.
Berdasarkan data terakhir, jumlah pengangguran di Kota Serang mencapai 26.686 orang. Dengan asumsi seluruh lowongan dalam job fair terisi, kontribusinya hanya sekitar 3,3 persen dari total pengangguran.
“Artinya, kalau seluruh formasi terisi pun, baru sekitar 900 orang terserap. Itu pun maksimal. Masih jauh dibandingkan angka pengangguran yang ada. Jadi kontribusinya memang kecil,” imbuhnya.
Namun, ia tetap berharap bahwa job fair ini bisa memberikan trickle down effect, yakni efek berantai yang lebih luas, seperti membuka peluang pelatihan, peningkatan kapasitas tenaga kerja, hingga membuka mata pelaku usaha lain untuk merekrut tenaga kerja lokal. (ukt)