Gugatan Amran Sulaiman terhadap Tempo Dinilai Ancaman bagi Kemerdekaan Pers
BANTEN – Gugatan perdata yang dilayangkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan ke Tempo dinilai sebagai ancaman terhadap kemerdekaan pers.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama berbagai organisasi masyarakat sipil, jurnalis, dan mahasiswa akan menggelar aksi solidaritas untuk menolak segala bentuk upaya pembungkaman terhadap kemerdekaan pers di Indonesia.
Aksi ini merupakan bentuk dukungan terhadap Tempo yang tengah digugat secara perdata oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Baca juga Kasus Pengeroyokan Wartawan di PT Genesis, 6 Orang Jadi Tersangka Termasuk Anggota Brimob
Kegiatan bertajuk “Lawan Pemberedelan Media: Dukung Tempo, Selamatkan Kebebasan Pers” itu akan digelar di depan Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (03/11/2025), mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB.
Dalam aksi tersebut, peserta akan menggelar mimbar bebas, mural, serta teatrikal bertema “Gugatan Menteri Pertanian Adalah Pembredelan Gaya Prabowo.”
AJI menilai gugatan terhadap Tempo bukan sekadar persoalan hukum, tetapi ancaman serius terhadap kemerdekaan pers dan hak publik untuk memperoleh informasi yang benar dan independen.
“Jika gugatan seperti ini dibiarkan, setiap produk jurnalistik bisa digugat semena-mena. Ini berbahaya bagi demokrasi,” kata Ketua AJI Jakarta Irsyan Hasyim dalam keterangan tertulis, Minggu (02/11/2025).
AJI mengundang seluruh jurnalis, baik dari media cetak, daring, maupun televisi, untuk meliput aksi solidaritas ini sebagai bentuk dukungan terhadap jurnalisme bebas dan upaya menjaga demokrasi di Indonesia.
Seperti diketahui, Amran melayangkan gugatan ke PN Jakarta Selatan secara perdata Rp 200 miliar. Ia mendaftarkan gugatan ke pengadilan pada 1 Juli 2025. Ia menuduh Tempo melakukan perbuatan melawan hukum dalam sengketa pers di yang telah diselesaikan di Dewan Pers.
Pengaduan Amran terhadap poster berita edisi 16 Mei 2025 berjudul “Poles-poles Beras Busuk”. Poster ini menjadi pengantar ke dalam artikel “Risiko Bulog Setelah Cetak Rekor Cadangan Beras Sepanjang Sejarah”. (ukt)



