BANTEN – Dua demonstran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Serang atas keterlibatan dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh di kawasan Ciceri, Kota Serang, pada akhir Agustus lalu, menjalani nasib berbeda.
Jonathan Rahardian Susiloputra, mahasiswa Fakultas Hukum Untirta yang divonis tiga bulan penjara, telah kembali aktif mengikuti perkuliahan. Hal itu lantaran Jonathan telah menjalani masa tahanan sesuai putusan hakim.
“(Jonathan) sudah kembali aktif,” kata Dekan Fakultas Hukum Untirta, Ferry Fathurokhman, saat dikonfirmasi, Sabtu (13/12/2025).
Sementara itu, nasib Fathan Nur Ma’arif, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untirta yang divonis tujuh bulan penjara, masih belum menentu. Ia berpotensi menghadapi sanksi akademik hingga terancam drop out (DO).
Baca juga Kasus Pagar Laut, Kegagalan Pengawasan Maritim di Tangerang
Humas Untirta, Adhitya Angga Pratama mengatakan, kampus berpedoman pada pedoman akademik yang mengatur sanksi bagi mahasiswa maupun dosen yang melakukan pelanggaran hukum, mulai dari skorsing hingga pemutusan studi oleh rektor.
“Kami berpedoman pada pedoman akademik sesuai dengan ketentuannya,” ujarnya.
Namun, saat ditanya mengenai sanksi yang akan dijatuhkan kepada Fathan, Angga menyebutkan bahwa keputusan tersebut masih dalam proses dan akan ditentukan oleh bidang akademik sesuai arahan rektor.
Terpisah, Dekan FEB Untirta, Tubagus Ismail mengaku tidak mengetahui secara rinci peristiwa hukum yang menimpa salah satu mahasiswanya tersebut karena berada di luar ranah akademik.
Ismail menegaskan bahwa pihak fakultas tidak pernah mengeluarkan mahasiswa di luar urusan akademik. Menurutnya, selama mahasiswa masih melakukan registrasi ulang, statusnya tetap tercatat sebagai mahasiswa aktif.
“(Fathan) sepanjang masih melakukan daftar ulang registrasi dan tetap terdaftar sebagai mahasiswa, ya boleh melanjutkan studi,” katanya. (ukt)
